
Perlu diketahui kalau ada dua NU, yaitu kultural dan struktural. Kultural itu sudah habitnya NU, tahlilan, yasinan. Kalau struktural itu sudah ada organisasi yang disahkan oleh Pengurus Besar NU (PBNU).
NU kultural sudah ada sebelum tahun 2000, lewat majelis taklim yang ada di sini. Dari majelis, muncul keinginan untuk mendirikan organisasi yang bersanad langsung ke mbah Hasyim Asyari, artinya di bawah Surat Keputusan (SK) PBNU.
Kemudian, tanggal 5 Oktober 2008 kami meresmikan PCINU Taiwan yang langsung dilantik oleh PBNU. Baru pada tahun 2017 kami mendapatkan legalitas dari pemerintah Taiwan. Jadi kami diakui kalau bukan sekadar kumpul-kumpul saja, tapi terdaftar ya sejenis ormas (organisasi masyarakat).
Ada berapa warga NU di Taiwan?
Untuk warga NU kalau kultural mungkin puluhan ribu, hampir 100 ribulah. Kalau struktural ada sekitar 10 ribuan, yang terdata dengan kartu anggota NU. Tapi banyak juga yang belum punya kartu anggota.
Jadi kalau bicara pendirian PCINU Taiwan, memang awalnya gara-gara (kegiatan) teman-teman pekerja migran Indonesia (PMI), yang kemudian inisiasi pendiriannya seacara resmi kolaborasi antara mahasiswa dengan PMI.
PCINU Taiwan sekarang punya 12 ranting, ada di Keelung, Taoyuan, Hualien, Kaohsiung, Chiayi, Changhua, Taichung, Penghu, Taitung, Yilan, Guanyin, dan Dongkang.
Kami sepakat bahwa satu ranting dengan ranting lainnya adalah saudara. Jadi kalau ada yang bermasalah finansial misalnya, ranting lain akan membantu. Dulu ada musala kapal di Penghu, yang kemudian kapalnya difungsikan lagi, akhirnya mereka gak ada tempat salat. Akhirnya kami iuran supaya setiap ranting minimal punya musala.
Bagaimana proses PCINU Taiwan mendapatkan legalitas?
Ilustrasi kegiatan PCINU Taiwan (Dok. IDN Times/Istimewa)
Sebelum kami mengajukan legalitas, NU sudah sering berkolaborasi dengan pemerintah Taiwan. Setiap Taiwan ada kegiatan, kami selalu mendukung. Misalnya, kegiatan Idul Fitri karena di sini banyak PMI yang Islam, itu kami digandeng.
Dari segi politik, mereka juga ada keinginan untuk menjadikan Taiwan itu muslim friendly, jadi kami selalu koordinasi seputar makanan, wisata, dan hotel halal.
Untuk mendapat legalitas itu memang harus profesional. Pengeluaran dan pemasukan harus teraudit dan transparan. Bahkan pengeluaran 1 NTD sekalipun harus tercatat, karena kami harus menjaga trust yang sudah diberikan. Kami juga bayar pajak. Akhirnya kami hiring konsultan keuangan untuk masalah itu, karena keterbatasan bahasa untuk urus dokumen-dokumennya.
Organisasi juga harus terstruktur, massa harus banyak. Kami juga harus membuktikan kalau kami punya kegiatan. Mungkin sekitar enam bulan untuk urus legalitas itu. Dan memang tidak mudah mengurus itu.
Bagaimana sumber pendanaan PCINU Taiwan?
Macam-macam ya sumber keuangan. Ada bisnis, pengelolaan halal, sponsor dari KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) atau perusahaan Taiwan, dari CSR (corporate social responsibility). Ada juga iuran dan swadaya dari teman-teman, ini yang paling besar. Tapi kami gak matok angka pasti ya, terserah.
Dari tabungan masjid sampai transaksi jual beli kami selalu update laporannya. Semua orang bisa melihat laporan keuangan. Itu semua bisa diakses. Untuk sewa kantor misalnya kami per bulan kira-kira bayar 50 ribu NTD (sekitar Rp25 juta), belum operasional, listrik, pajak, dan lain-lain. Seperti itu supaya orang percaya dan tetap mau menyumbang, makanya kami menjaga trust warga NU.
Pengurus sama sekali tidak digaji. Uang NU tidak ada yang masuk ke kantong pengurus. Makanya kasus di Taiwan itu gak bisa dihitung secara matematika, karena banyak yang min haitsu la yahtasib (rezeki dari arah yang tidak disangka). Contoh teman-teman PMI gajinya berapa sih? Tapi nyatanya dari iuran mereka bisa sampai mendirikan masjid. Itu memang di luar nalar ya. Tapi walaupun sumbangan seikhlasnya, kami tetap mengelola keuangannya secara profesional.
Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul “[WANSUS] Sepak Terjang Nahdlatul Ulama di Taiwan”.
Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/news/world/vanny-rahman/wansus-sepak-terjang-nahdlatul-ulama-di-taiwan.
Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul “[WANSUS] Sepak Terjang Nahdlatul Ulama di Taiwan”.
Sumber: idntimes.com